IG twitter facebook

Humor - humor Sufi : Debat Si Tolol dan Si Sarjana

Labels:
Suatu hari seorang sarjana Romawi berkunjung ke Istana Timur. Kaisar minta Mulla agar siap beradu kecerdikan dengan si sarjana terkemuka itu.

Mulla menaruh dua keranjang di atas punggung keledainya dan mengisinya dengan batu bata. Di atas masing-masing keranjang itu dia meletakkan buku besar bohong-bohongan dengan judul yang dibuat-buat seperti Teori Cabang-Cabang Universal, Erosi dan Peradaban, Asal-Muasal Sosial De-aktivasi Mental, dan Kritik terhadap Kesucian Toleran.

Pada hari yang sudah ditentukan, dia hadir di istana diikuti keledainya dengan perlengkapannya.

Pada babak pertama diskusi, sarjana Romawi itu dapat membuktikan kecerdasan dan kecerdikan Mulla. Si Sarjana itu akhirnya bangkit berdiri dan, untuk dapat menguji pengetahuan Mulla tentang simbologi dan teori, mengangkat satu jari ke atas.

Mulla menjawabnya dengan mengangkat dua jari ke atas.

Si Romawi menunjukkan tiga jari.

Mulla menunjukkan empat jari.

Si Sarjana menunjukkan lima jari.

Mulla mengacungkan kepalan tangan.

Si Sarjana merogoh tasnya dan  mengeluarkan sebutir telur.

Mulla mengeluarkan sebutir bawang dari kantongnya.

Begitu melihat bawang itu si Sarjana Romawi berkata:
"Apa buktimu?"

Mulla menyebutkan Teori Cabang-Cabang Universal, dan lain-lain, dan lain-lain.

"Tapi aku belum pernah mendengar teori-teori seperti itu," kata si sarjana.

"Memang kamu belum pernah mendengarnya," sahut Mulla. "Coba sekarang lemparkan pandanganmu melalui jendela dan lihatlah beratus-ratus buku lain yang serupa yang belum pernah kamu baca."

Si Romawi itu melihat ke halaman. Dia melihat seekor keledai membawa keranjang-keranjang penuh buku. Si sarjana itu amat terkesan sehingga dia mengaku kalah.

Tak seorang pun yang dapat mengerti arti isyarat-isyarat dari dua orang yang sedang berdebat itu. Setelah keadaan tenang, kaisar mendekati sarjana Romawi itu dan berbisik: "Apa makna isyarat dan lambang-lambang yang kamu sampaikan kepada Mulla, dan apa jawabannya?"

"Dia sungguh luar biasa," jawab si Romawi itu.
"Ketika aku mengangkat sebuah jari, yang artinya bahwa ada satu Tuhan saja, sia mengangkat dua jari, yang artinya dia menciptakan dua alam. Aku tunjukkan tiga jari, yang berarti siklus kehamilan-hidup-mati manusia, Mulla menunjukkan empat jari, yang artinya bahwa tubuh manusia terdiri empat unsur: tanah, air, api, udara..."

"Bagaimana dengan telur dan bawang itu?" tanya kaisar.

"Telur itu lambang bumi (kuning telur) yang dikelilingi langit-langit. Tapi Mulla mengeluarkan bawang, yang artinya lapisan-lapisan langit yang mengitari bumi; aku protes supaya dia memperkuat pertanyaanya yang mengatakan bahwa langit dan bawang itu punya lapisan yang sama jumlahnya. Mulla memang sangat pandai." simpul si Romawi dan lalu minta diri.

Setelah si Romawi itu pergi, kaisar melontarkan pertanyaan yang sama kepada Mulla.

Jawab Mulla, "Sangat sederhana, Yang Mulia. Ketika dia mengarahkan satu jarinya ke arahku, aku arahkan dua jari, yang artinya kucongkel nanti kedua matanya. Ketika dia mengangkat tiga jari, itu jelas bahwa dia hendak menendangku tiga kali. Aku balas dengan memberikan empat tendangan. Tapak tangannya tentu saja berarti tamparan di wajah, untuk itu aku acungkan kepalan tinju. Nah, ketika tahu bahwa aku sungguh-sungguh, dia mulai bermanis-manis dan menawariku telur. Lalu aku keluarkan bawang dari kantong bajuku, dan kusodorkan kepadanya."

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Site List

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

About Me